Ilustrasi: Kesegaran aroma parfum |
Sejarah Parfum
Parfum sudah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu - kata "parfum" berasal dari bahasa Latin per fume artinya "melalui asap". Salah satu kegunaan parfum tertua berupa bentuk pembakaran dupa dan herbal aromatik yang digunakan dalam pelayanan keagamaan, seringkali untuk aromatik gums, kemenyan dan mur, dikumpulkan dari pohon. Mesir adalah yang pertama memasukkan parfum ke budaya mereka diikuti oleh Cina kuno, Hindu, Israel, Carthaginians, Arab
, Yunani, dan Romawi [selengkapnya ...]
Estetika: Alam Manusia dan Dewa
Kapan pertama kali manusia mulai menyelidiki dan membuat parfum, tidak diketahui dengan jelas. Sejarah hanya mencatat sekitar 5000 tahun yang lalu, para penganut animisme dan pemeluk berbagai kepercayaan kuno lainnya, sudah biasa menyajikan korban persembahan kepada para dewa melalui pembakaran. Ini dapat dimengerti karena para dewa yang tidak berwujud, tentu lebih mudah menerima korban persembahan dalam bentuknya yang tidak berwujud pula. Melalui pembakaran, korban persembahan akan berubah menjadi asap. Dan melalui asap itulah, persembahan dapat langsung melambung tinggi menuju sasaran.
Dengan berkembangnya rasa estetika, manusia juga mulai berusaha agar asap persembahan juga berbau harum. Hal itu dirasakkan akan lebih sesuai dengan kedudukan para dewa pujaannya. Maka bahan bakar dari kayu-kayuan dan bunga-bungaan yang menimbulkan aroma harum, mulai banyak digunakan. Mungkin pada saat yang sama itu pula, mulai dilakukan usaha secara sadar untuk membuat parfum, sehingga dapat menghasilkan parfum seperti adanya sekarang.
Di Mesir purba, pembuatan parfum ditangani para pendeta istana pharaoh yang juga bertugas selaku dokter raja. Dalam usaha menemukan ramuan obat-obatan pengawet mumi raja, para pendeta berhasil membuat parfum. Parfum digunakan untuk membasahi kain pembalut mumi [selengkapnya ...]