Pendamping adalah pelengkap setengah dari jiwa kita. Mereka yang terpilih untuk mengisi kekosongan, mendampingi dan menunjang bagian dari diri kita yang timpang (kurang).
Jika pendamping itu harus sama maka bagaimana rasanya jika kita adalah kaki, dan kita harus mengenakan sepatu bagian kanan semua atau kiri semua? Atau bagaimana rasanya jika kaki yang kanan dan kiri melangkah bersamaan tanpa beriringan? Lalu bagaimana jika si pemarah tidak berkumpul dengan si penyabar? Apa rasanya jika si tampan di pinang si rupawan?
Pria baik-baik untuk wanita baik-baik...pun sebaliknya. Meski begitu sebaik apa pun dan sejelek apa pun masing-masing kita sesuai porsinya pasti terdapat kekurangan dan kelebihan untuk saling mengisi dan melengkapi. Si cantik dan si buruk rupa, yang satu miskin yang satu serba berpunya. Si pencuri dan penjudi, yang satu cekatan dan yang satunya lamban serta banyak pertimbangan.
Semua ada pasangannya. Seperti Allah menciptakan antara siang dan malam.
Post a Comment
Post a Comment